Selasa, 07 Juni 2016

NUKLIR PENANGULAN PEMANASAN GLOBAL TERHADAP PEMASOK ENERGI

Pemanasan global yang sangat tinggi di dunia ini, menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Pemanasan global menyebabkan iklim yang tidak tentu, cuaca ekstrim, meningkatnya suhu global, dan sebagainya.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
Pemanasan global salah satunya diakibatkan oleh bahan-bahan zat gas yang merusak ozon (carbin, CFC dan lainya). Ozon melindungi bumi dari benda luar angkasa. Selain itu apabila pemanasan global terjadi uadara akan menjadi sesak atau kurangnya kadar oksigen yang bagus, akan tetapi nantinya kita akan menghirup carbon yang akan menggangu system tubuh kita.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Gas-gas tersebut akan sulit keluar dari rumah kaca tersebut atau dalam bumi kita sebagai atmosfer.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Sebenarnya efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Menaksir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inci) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Everglades, Florida.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Penyebabkan banyaknya emisi udara dibumi selain diakibatkan dari asap kendaran dan rumah tanggapada efek rumah kaca yang mengeluarkan CO2, namun dapat diakibatkan oleh pembangkit energy listrik dan pengolahan bahan bakar minyak.
Manusia banyak mengunakan sumber energi dari bahan bakar (sumberdaya fosil) untuk menghidupi kebutuhan hidup mereka, dari mulai energi lisrik, bahan bakar dan sebagainya. Semuanya mengeluarkan zat sisa yang sangat merusak lingkungan kita. prosuksi bahan bakar yang mengunakan banyak pengolahan pembakaran mengeluarkan zat sisa berupa gas udara yang kotor dan limbah cairan. Gas udara tersebut akan menghiasi bumi ini dan menambah pemanasan global dibumi.
Padahal energy tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayangkan berapa banyak orang mengunakan energi tersebut. Semisal di Indonesia yang memiliki penduduk terbanyak ke-empat di dunia yang masih menggunakan bahan sumber daya fosil untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Jadi berapa banyak energy yang diperlukan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan berapa banyak zat yang keluar akibat hal tersebut nantinya yang menimbulkan kerusakan tersebut. Satu rumah saja memerlukan energy rata-rata 300 watt kalikan tiap rumah di Indonesia kalikan dengan jumlah energy yang nantinya akan diperlukan. Pasti banyak sekali energy yang dibutuhkan dan jumlah gas yang keluar hasil pengolahan menjadikan sumber daya fosil tersebut dalam memenuhi kebutuhan yang mengeluarkan zat merusak udara tersebut. Belum lagi ditambah dengan berkurangnya lahan pemukiman hijau yang menjadi menguragi zat emisi tersebut menyebar.
Karena masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Di sini akan dibahas salah satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.
Reaksi fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron selain dua buah inti atom yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti uranium untuk membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang sangat cepat membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar dalam waktu singkat. Mekanisme ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang menghasilkan ledakan yang dahsyat. Jadi, reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai tak terkendali yang memiliki potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir.
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang dihasilkan melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu, reaksi berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini bisa dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan berlangsung di dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan untuk membangkitkan listrik.
Di dalam reaksi fisi yang terkendali, jumlah neutron dibatasi sehingga hanya satu neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti berikutnya. Dengan mekanisme ini, diperoleh reaksi berantai terkendali yang energi yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna.
Di dalam reaktor nuklir, reaksi fisi diharapkan akan berlangsung secara kontinu dan terkendali. Yang dimaksud dengan terkendali dalam hal ini adalah jumlah reaksi fisi dapat dinaik-turunkan dengan mantap dan stabil sesuai dengan kebutuhan energi. 
Bahan bakar reaktor fisi adalah radioisotop yang dapat berfisi (fisil), yang dapat diperoleh di alam. Tetapi karena beberapa bahan fisil dapat dibuat dari bahan dapat membiak (fertil), maka beberapa jenis bahan fertil yang dibutuhkan sebagai bahan baku pembuat bahan fisil juga digolongkan sebagai bahan bakar reaktor fisi. Bahan fisil U-233, U-235, Pu-239 dan Pu-241 serta bahan fertil Th-232 dan U-238 adalah bahan bakar dari beberapa tipe reaktor fisi yang telah dikembangkan hingga awal abad 21 ini.
Proses pembuatan bahan fisil dari bahan fertil dapat dilakukan dalam sebuah reaktor fisi, proses ini disebut sebagai proses pembiakan. Oleh karena itu, dalam reaktor fisi terdapat tipe reaktor yang disebut sebagai reaktor pembiak karena dalam reaktor ini selain dilangsungkan reaksi fisi kontinu juga dilangsungkan proses pembiakan bahan fisil dari bahan fertil (biw)
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U. elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.
Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan.
Banyak orang mengenal reaktor nuklir hanya digunakan untuk pembangkit listrik. Informasi tentang reaktor nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) lebih banyak diberitakan ketimbang reaktor nuklir untuk fungsi lainnya, karena kasus-kasus kecelakaan reaktor nuklir yang terjadi hampir seluruhnya dari jenis reaktor tersebut. Selain reaktor nuklir untuk pembangkit listrik (reaktor daya) ada dua jenis reaktor nuklir lainnya, yaitu reaktor nuklir penelitian dan produksi radioisotop. Reaktor penelitian lebih banyak dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pengujian bahan dan analisis unsur, sedangkan reaktor produksi isotop digunakan untuk membuat bahan alam (isotop) yang tidak bersifat radioaktif menjadi bersifat radioaktif. Reaktor nuklir adalah fasilitas atau tempat yang didalamnya terdapat bahan dan komponen yang memungkinkan terjadinya reaksi nuklir. Proses terjadinya reaksi nuklir membutuhkan bahan bakar yang biasanya dibuat dari uranium atau thorium. Kedua bahan bakar tersebut bisa diperoleh dari alam (kulit bumi) dengan terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan dengan unsur-unsur lainnya. Reaktor nuklir dapat dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, antara lain untuk mendapatkan listrik dan isotop radioaktif yang dibutuhkan rumah sakit, industri dan pertanian.
Berdasarkan hasil kajian teknologi dan pertimbangan pendanaan maka reaktor tipe High Temperature Gas Cooled Reactor (HTGR) merupakan salah satu pilihan yang dipertimbangkan, khususnya terkait dengan kebutuhan dan pasar di Indonesia sebagai negara kepulauan dan kaya dengan sumber daya mineral (di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua). RDE diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunan PLTN komersial.
HTGR termasuk dalam reaktor inovatif dengan karakter yang menguntungkan dari sisi ekonomi, keselamatan, infrastruktur, proliferation resistance dan proteksi fisik, lingkungan dan limbah.

Reaksi fusi D-T (deuterium-tritium) dalam sebuah reaktor nuklir Tokamak membutuhkan deuterium dan tritium. Tritium dibuat dari lithium dalam reaktor fusi, dengan demikian bahan bakar reaktor fusi adalah deuterium dan lithium. Keberadaan deuterium dalam air laut sangat melimpah, dan dapat digunakan untuk pemakaian selama ratusan ribu tahun, bahkan mungkin lebih dari sejuta tahun.
Lithium sebagai bahan baku pembuat tritium cukup banyak terdapat di lapisan bumi, kauntitas cadangan lithium akan mampu memasok reaktor fusi selama beberapa ribu tahun. Tetapi tritium juga dapat dibuat dalam suatu reaktor nuklir, teknik ini akan sangat bermanfaat apabila cadangan lithium telah menipis.
Reaksi fusi dalam reaktor Tokamak menghasilkan limbah radioaktif tetapi dengan umur paruh yang pendek. Tritium yang dihasilkan dari sisa-sisa reaksi fusi adalah isotop yang memancarkan radiasi (radioisotop) dengan umur paruh 12,36 hari. Neutron yang dipancarkan dari reaksi fusi juga dapat membuat bahan struktur reaktor yang ditumbuknya menjadi radioaktif. Radioisotop yang dihasilkan karena aktivasi neutron ini akan mempunyai umur paruh tidak lebih dari seratus tahun. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari dalam reaktor fusi relatif lebih rendah radioaktivitasnya dari pada limbah yang dihasilkan dari reaktor fisi.  
Dari jumlah cadangan atau ketersediaan bahan bakar reaktor fusi di alam yang sangat melimpah, maka reaktor fusi merupakan pembangkit energi yang ideal yang akan dapat memasok kebutuhan energi bagi umat manusia dimasa mendatang dalam jangka waktu yang lama dan ramah lingkungan.
Sehingga dapat mengurangin pemanasn global dalam pengunaan energi nuklir ini. Walau berbagai skenario daur atau siklus bahan bakar reaktor fusi dapat dikembangkan, tetapi pengembangan masih belum dilakukan karena para ilmuwan yang masih mengalami kendala teknis dalam mewujudkan reaktor fusi kontinu yang memadai untuk memasok kebutuhan energi sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar