Jumat, 27 Juni 2014

TEORI KONSTRUKTIVISME

Di Susun oleh :
Nama : Nadiyah Putri
NIM    : 1113016300034
Semester : 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014

    A.    LATAR BELAKANG
               Pada masa globalisasi dengan semakin pesat teknologi anak lebih berkembang mengikuti zaman modern ini. Maka anak dapat belajar pengetahuan dengan mudah melalui media atau bacaan yang dapat diakses atau dicari secara cepat. Sehingga dipilihlah teori belajar konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif anak memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan sendiri. Kontruktivisme mempengaruhi konsep ilmu pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran.
    B.     TUJUAN PENULISAN
1.      mampu menjelaskan tentang teori konstruktivisme. C2
2.      mampu mengaitkan teori konstruktivisme dengan pembuatan RPP. A4
3.      mampu mempraktekan teori kontrusktivisme terhadap sistem pembelajaran. P3
    C.     TEORI
a.       Pengertian teori konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori pembelajaran konstruktivisme (constructivist theoris of learning). Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi yang kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain seperti Bruner (Trianto, 2010: 28).
b.      Nama tokoh dan teori konstruktivisme
a)      Teori Belajar Konstruktivisme Jean Piaget
sumber : www.glogster.com
Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama menegaskan bahwa penekanan teori kontruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator. Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Proses mengkonstruksi sebagai berikut:
1.      Skemata
Sekumpulan konsep yang digunakan  ketika berinteraksi dengan lingkungan disebut dengan skemata. Skema terbentuk karena pengalaman. Misalnya, anak senang bermain dengan kucing dan kelinci yang sama-sama berbulu putih. Berkat keseringannya, ia dapat menangkap perbedaan keduanya, yaitu bahwa kucing berkaki empat dan kelinci berkaki dua. Pada akhirnya, berkat pengalaman itulah dalam struktur kognitif anak terbentuk skema tentang binatang berkaki empat dan binatang berkaki dua. Semakin dewasa anak, maka semakin sempunalah skema yang dimilikinya.
2.      Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.
3.      Akomodasi
Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Akomodasi tejadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
4.      Keseimbangan
Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
b)      Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky
sumber : www.marxists.org
Konstruktivisme menurut pandangan Vygotsky menekankan pada pengaruh budaya. Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi bergerak antara inter-psikologi (interpsychological) melalui interaksi sosial dan intrapsikologi (intrapsychological) dalam benaknya. Internalisasi dipandang sebagai transformasi dari kegiatan eksternal ke internal. Berkaitan dengan pembelajaran, Vygotsky mengemukakan empat prinsip sebagai berikut.
1.      Pembelajaran sosial (social leaning).
Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif. Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih cakap.
2.      Zone of Proximal Development (ZPD).
Bahwa siswa akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan orang dewasa atau temannya (peer). Bantuan atau support dimaksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif si anak.
3.      Masa Magang Kognitif (cognitif apprenticeship).
Suatu proses yang menjadikan siswa sedikit demi sedikit memperoleh kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang dewasa, atau teman yang lebih pandai.
4.       Pembelajaran Termediasi (mediated learning).
Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah siswa.
    D.   ANALISIS TEORI
Konstruktivisme dapat dideskripsikan sebagai sebuah visi pembelajaran yang menyarankan agar seorang siswa dapat membuat kesimpulan terhadap materi yang mereka pelajari, daripada menerima langsung dari sumber lain (misalnya: orang lain atau media bacaan). Definisi ini bisa kita artikan bahwa seorang siswa dapat mengkontruksi pengertiannya sendiri terhadap sesuatu hal, dikarenakan penalaran itu masuk akal bagi mereka, karena lebih fokus kepada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka.
    E.     KREATIVITAS DAN INOVASI
a.       Ayat Al- Qur’an (surah Al-Ankabuut ayat 43)
ÙˆَتِÙ„ْÙƒَ الْØ£َÙ…ْØ«َالُ Ù†َضْرِبُÙ‡َا Ù„ِلنَّاسِ ÙˆَÙ…َا ÙŠَعْÙ‚ِÙ„ُÙ‡َا Ø¥ِÙ„َّا الْعَالِÙ…ُونَ
Artinya:
“  Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Q.S Al-Ankabuut :43)”
sumber :

Ayat di atas adalah motivasi yang Allah swt letakkan secara implisit, dimana yang memahami perumpamaan-perumpamaan dari Allah swt (ilmu-Nya) hanyalah orang-orang yang berilmu. Hal ini berarti jika ingin mengetahui rahasia dari Ilmu Allah, maka kita harus menjadi orang yang berilmu (menuntut ilmu).
b.      Gambar
Gambar disamping seperti menjelaskan dalam teori konstivisme bahwa siswa belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun, mendiskusikan, bekerja sama dan melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya.
Latihan pembuatan RPP berdasarkan teori kontruktivisme:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama                       :           Farhan Nur Fajri
Satuan Pendidikan    :           SMP Jamiyatul Khair
Berat Badan             :           38 kg
Tinggi Badan             :           145 cm
Umur                        :           12 tahun
Mata Pelajaran          :           ILMU PENGETAHUAN ALAM
Kelas/Semester         :           VII/ II
Topik                        :           Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
Sub Topik                 :           Garak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
                                             Serta Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Alokasi Waktu          :           1x60menit

A.    KOMPETENSI INTI
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.   Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.      Memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan alam terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

B.     KOMPETENSI DASAR
2.6 Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
2.6.1        Membedakan kedudukan dengan perpindahan.
2.6.2        Membedakan kelajuan dengan kecepatan.
2.6.3        Mendeskripsikan perubahan kecepatan terhadap waktu.
2.6.4        Menunjukkan konsep GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari-hari.

C.  TUJUAN PEMBELAJARAN
1.      Siswa mampu mengidentifikasi kedudukan dan perpindahan dikarenakan siswa dalam tahap oprasional formal yang dapat memahami konsep. C1
Penjelasan: Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk berfikir lebih kmpleks, serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Kemam puan umum yang mencakup seluruh bentuk pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, memperhatikan, menyangka, membayangkan, menduga dan menilai.
2.      Siswa mampu membedakan kedudukan dengan perpindahan dikarenakan siswa dalam tahap oprasional formal yang dapat menghipotesa. P1
Penjelasan: Perkembagan Psikomotorik
Perkembangan anak merujuk tumbuh, menyesuaikan diri, dan berubah sepanjang perjalanan hidupnya, melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosi, perkembangan pemikiran, dan perkembangan bahasa.
3.      Siswa mampu menghubungkan teori dengan Praktik dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan siswa dalam tahap oprasional formal yang dapat memikirkan. A4
Penjelasan: Perkembangan Afektif
Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap anak, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang kesulitan dalam menyelasaikan dan bimbingan (pengawasan) untuk keberhasilan belajarnya.
D. MATERI PEMBELAJARAN
      Pengertian gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap titik acuan tertentu. Gerak juga dapat dikatakan sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Contoh ada seorang yang duduk di dalam kereta api yang sedang bergerak, dapat dikatakan bahwa orang tersebut dian terhadap kursi yang didudukunya dan terhadap kereta api tersebut, namun orang tersebut bergerak relatif terhadap stasiun maupun terhadap pohon-pohon yang dilewati.
      Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memerhatikan arah, sedangkan perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda dengan memerhatikan arahnya. Contohnya seorang siswa berlari mengelilingi lapangan satu kali putaran. Berarti ia menempuh jarak sama dengan keliling lapangan, tetapi tidak menempuh perpndahan kerena kembali ke titik semula.
      Kecepatan merupakan perpindahan yan ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan didefinikan sebagai jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Kecepatan termasuk besaran vektor sedangkan kelajuan termasuk besaran skalar.
      Percepatan adalah kecepatan tiap satuan waktu. Percepatan merupakan besaran vektor. Percepatan dapat bernilai positif (+a) dan bernilai negatif (-a) dengan perlambatan.Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dan mempunyai kecepatan tetap. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap detik.
E.  METODE PEMBELAJARAN
1.      Pendekatan : Fisika
2.      Metode : Diskusi
3.      Model : Konstruktivisme
4.      Sumber Pembelajaran : Buku IPA SMP Kelas VII
5.     Guru berperan untuk mengembangan konsep diri dan emosi, mengembangan nilai, moral dan sikap, mengembangan kreativitas, mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar siswa sebagai berikut:
  a.       Perkembangan konsep diri dan emosi
     Konsep diri merupakan gambaran yang dimilki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Melalui konsep diri anak dapat menumbuhkan harapan- harapan yang ingin dicapai dengan melihat sejauh mana anak telah berjuang dan mengukur pemahaman dirinya. Sehingga anak dapat merasa bertanggungjawab, merasa mampu, bangga dan lain sebagainya. Anak belajar mengekspresikan emosinya sendiri dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang tidak memberikan pemuasaan.
  b.      Perkembangan nilai, moral dan sikap
     Nilai, moral dan sikap pada diri anak apabila telah mampu mengembangkan superegonya dengan baik, sikapnyaakan cenderung didasarkan atas nilai-nilai luhur atau aturan moral tertentu sehingga akan terwujud dalam perilaku yang bermoral. Ini dapat terjadi karena soperegonya sudah sudah berkembang dengan baik dapar mengontrol dorongan-dorongan nulariah bertujuan untuk memenuhi kesenangan dan kepuasan.
  c.       Perkembangan kreativitas
Anak mampu bersikap dan berpola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan tersebut dapat melahirkan kreativitasnya sendiri berupa keterampilan pengungkapan yang unik, berbeda, orisiual, sama sekali baru, indah, efifien, tepat sasaran dan tepat guna.
  d.      Cara mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar
a)      Anak dapat mengunakan berbagai metode dan strategi belajar yang efesien
b)   Memberi kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dalam subsistem akal permanen anak seperti membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa dengan cara mencoba belajar.
c)      Memberikan motivasi dan mengulang pelajaran anak dengan asik agar anak merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari pada sebelumnya.

F.   EVALUASI
Penilaian terhadp tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran.
Teori bakat Multiple Intelligence
Menurut Howard Gardner dalam Teori bakat Multiple Intelligence setiap anak memiliki kecerdasan masing- masing. Antara lain :
1.      Kecerdasan Bahasa (word smart)
2.      Kecerdasan Logika matematika (logic smart)
3.      Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
4.      Kecerdasan Interpersonal (people smart)
5.      Kecerdasan Visual spasial (picture smart)
6.      Kecerdasan Gerak badan (body smart)
7.      Kecerdasan Musik (music smart)
8.      Kecerdasan Naturalis (nature smart)
9.      Kecerdasan Eksistensial

a.       Pengamtan perilaku
No
Aspek yang dinilai
3
2
1
Keterangan
1
Rasa ingin tahu (curiosity)




2
Ketelitian dan kemahiran dalam mengerjakan tugas




3
Ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar baik individu maupun berkelompok




4
Keterampilam berkomunikasi saat belajar





b.      Tes tertulis
1.      Jelaskan perbedaan jarak dan perpindahan beserta contohnya?
2.      Jelaskan perbedaan kecepatan dan kelajuan besrta contohnya?
3.      Apakah contoh dari gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dalam kehidupan sehari-hari?
G. DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, A.C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung :PT. Refika Aditama.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung :PT. Remaja Karya.
Suparno, P.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta : Kanisius.
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya : Bumi Aksara.
Tatang Suratno
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10-Oktober_2008/Konstruktivisme,_Konsepsi_Alternatif_dan_Perubahan_Konseptual_dalam_Pendidikan_IPA.PDF