Di Susun oleh :
Nama :
Nadiyah Putri
NIM :
1113016300034
Semester : 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
A.
LATAR
BELAKANG
Pada
masa globalisasi dengan semakin pesat teknologi anak lebih berkembang mengikuti
zaman modern ini. Maka anak dapat belajar pengetahuan dengan mudah melalui
media atau bacaan yang dapat diakses atau dicari secara cepat. Sehingga dipilihlah
teori belajar konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme menyerukan perlunya
partisipasi aktif anak memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan
sendiri. Kontruktivisme mempengaruhi konsep ilmu pengetahuan, teori belajar dan
pembelajaran.
B. TUJUAN
PENULISAN
1. mampu
menjelaskan tentang teori konstruktivisme. C2
2. mampu
mengaitkan teori konstruktivisme dengan pembuatan RPP. A4
3. mampu
mempraktekan teori kontrusktivisme terhadap sistem pembelajaran. P3
C. TEORI
a. Pengertian
teori konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan
dikelompok dalam teori pembelajaran konstruktivisme (constructivist theoris of learning). Teori konstruktivisme ini menyatakan
bahwa siswa menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi yang kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan
itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu
untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang
dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori
psikologi kognitif yang lain seperti Bruner (Trianto, 2010: 28).
b. Nama
tokoh dan teori konstruktivisme
a) Teori Belajar Konstruktivisme Jean Piaget
sumber : www.glogster.com |
Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis
pertama menegaskan bahwa penekanan teori kontruktivisme pada proses untuk
menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran
guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator
atau moderator. Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang
lebih mutakhir yang dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan
asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata
yang dimilikinya. Proses mengkonstruksi sebagai berikut:
1. Skemata
Sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi dengan lingkungan disebut
dengan skemata. Skema terbentuk karena pengalaman. Misalnya, anak senang
bermain dengan kucing dan kelinci yang sama-sama berbulu putih. Berkat
keseringannya, ia dapat menangkap perbedaan keduanya, yaitu bahwa kucing
berkaki empat dan kelinci berkaki dua. Pada akhirnya, berkat pengalaman itulah
dalam struktur kognitif anak terbentuk skema tentang binatang berkaki empat dan
binatang berkaki dua. Semakin dewasa anak, maka semakin sempunalah skema yang
dimilikinya.
2. Asimilasi
Asimilasi adalah
proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun
pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi
tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan
skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan
mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.
3. Akomodasi
Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman
baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata
yang telah dipunyai. Akomodasi tejadi untuk membentuk skema baru yang cocok
dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga
cocok dengan rangsangan itu.
4. Keseimbangan
Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak
seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat
seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
b)
Teori Belajar
Konstruktivisme Vygotsky
sumber : www.marxists.org |
Konstruktivisme menurut pandangan Vygotsky
menekankan pada pengaruh budaya. Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih
tinggi bergerak antara inter-psikologi (interpsychological)
melalui interaksi sosial dan intrapsikologi (intrapsychological) dalam benaknya. Internalisasi dipandang sebagai
transformasi dari kegiatan eksternal ke internal. Berkaitan dengan
pembelajaran, Vygotsky mengemukakan empat prinsip sebagai berikut.
1. Pembelajaran sosial (social leaning).
Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai
adalah pembelajaran kooperatif. Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui
interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih cakap.
2. Zone of Proximal Development (ZPD).
Bahwa siswa akan dapat mempelajari
konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika
siswa tidak dapat memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu
setelah mendapat bantuan orang dewasa atau temannya (peer). Bantuan atau support dimaksud agar si anak mampu untuk
mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya
dari pada tingkat perkembangan kognitif si anak.
3. Masa Magang Kognitif (cognitif apprenticeship).
Suatu proses yang menjadikan siswa sedikit demi
sedikit memperoleh kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang
lebih ahli, orang dewasa, atau teman yang lebih pandai.
4. Pembelajaran Termediasi (mediated learning).
Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswa
diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan
secukupnya dalam memecahkan masalah siswa.
D. ANALISIS
TEORI
Konstruktivisme dapat dideskripsikan sebagai
sebuah visi pembelajaran yang menyarankan agar seorang siswa dapat membuat
kesimpulan terhadap materi yang mereka pelajari, daripada menerima langsung
dari sumber lain (misalnya: orang lain atau media bacaan). Definisi ini bisa
kita artikan bahwa seorang siswa dapat mengkontruksi pengertiannya sendiri
terhadap sesuatu hal, dikarenakan penalaran itu masuk akal bagi mereka, karena
lebih fokus kepada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Siswa
lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka.
E. KREATIVITAS
DAN INOVASI
a. Ayat Al-
Qur’an (surah Al-Ankabuut ayat 43)
وَتِلْكَ
الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ
Artinya:
“ Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami
buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu. (Q.S Al-Ankabuut :43)”
sumber : |
Ayat di
atas adalah motivasi yang Allah swt letakkan secara implisit, dimana yang
memahami perumpamaan-perumpamaan dari Allah swt (ilmu-Nya) hanyalah orang-orang
yang berilmu. Hal ini berarti jika ingin mengetahui rahasia dari Ilmu Allah,
maka kita harus menjadi orang yang berilmu (menuntut ilmu).
b.
Gambar
Gambar disamping
seperti menjelaskan dalam teori konstivisme bahwa siswa belajar dan
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat
menciptakan, membangun, mendiskusikan, bekerja sama dan melakukan
eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya.
Latihan
pembuatan RPP berdasarkan teori kontruktivisme:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama : Farhan Nur Fajri
Satuan Pendidikan : SMP Jamiyatul
Khair
Berat Badan : 38 kg
Tinggi Badan : 145 cm
Umur : 12 tahun
Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM
Kelas/Semester : VII/ II
Topik : Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
Sub Topik : Garak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan
Serta
Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Alokasi Waktu : 1x60menit
A. KOMPETENSI
INTI
1. Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami
pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan alam
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
B.
KOMPETENSI DASAR
2.6 Menganalisis data percobaan gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
2.6.1
Membedakan kedudukan dengan perpindahan.
2.6.2
Membedakan kelajuan dengan kecepatan.
2.6.3
Mendeskripsikan perubahan kecepatan terhadap
waktu.
2.6.4
Menunjukkan konsep GLB dan GLBB dalam kehidupan
sehari-hari.
C. TUJUAN
PEMBELAJARAN
1.
Siswa mampu mengidentifikasi kedudukan dan
perpindahan dikarenakan siswa dalam tahap oprasional formal yang dapat memahami
konsep. C1
Penjelasan:
Perkembangan Kognitif
Kognitif
adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk berfikir lebih kmpleks, serta
kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Kemam puan umum yang mencakup seluruh
bentuk pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, memperhatikan, menyangka,
membayangkan, menduga dan menilai.
2.
Siswa mampu membedakan kedudukan dengan
perpindahan dikarenakan siswa dalam tahap oprasional formal yang dapat
menghipotesa. P1
Penjelasan:
Perkembagan Psikomotorik
Perkembangan
anak merujuk tumbuh, menyesuaikan diri, dan berubah sepanjang perjalanan
hidupnya, melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan
sosioemosi, perkembangan pemikiran, dan perkembangan bahasa.
3.
Siswa
mampu menghubungkan teori dengan Praktik dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan
siswa dalam tahap oprasional formal yang dapat memikirkan. A4
Penjelasan: Perkembangan Afektif
Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh
setiap anak, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman
guru tentang kesulitan dalam menyelasaikan dan bimbingan (pengawasan) untuk
keberhasilan belajarnya.
D. MATERI
PEMBELAJARAN
Pengertian
gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap titik acuan tertentu.
Gerak juga dapat dikatakan sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang
waktu tertentu. Contoh ada seorang yang duduk di dalam kereta api yang sedang
bergerak, dapat dikatakan bahwa orang tersebut dian terhadap kursi yang
didudukunya dan terhadap kereta api tersebut, namun orang tersebut bergerak
relatif terhadap stasiun maupun terhadap pohon-pohon yang dilewati.
Jarak
adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memerhatikan arah, sedangkan
perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda dengan memerhatikan
arahnya. Contohnya seorang siswa berlari mengelilingi lapangan satu kali
putaran. Berarti ia menempuh jarak sama dengan keliling lapangan, tetapi tidak
menempuh perpndahan kerena kembali ke titik semula.
Kecepatan
merupakan perpindahan yan ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan
didefinikan sebagai jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Kecepatan termasuk
besaran vektor sedangkan kelajuan termasuk besaran skalar.
Percepatan
adalah kecepatan tiap satuan waktu. Percepatan merupakan besaran vektor. Percepatan
dapat bernilai positif (+a) dan bernilai negatif (-a) dengan perlambatan.Gerak
lurus beraturan (GLB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dan
mempunyai kecepatan tetap. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap
detik.
E. METODE
PEMBELAJARAN
1.
Pendekatan : Fisika
2.
Metode : Diskusi
3.
Model : Konstruktivisme
4.
Sumber Pembelajaran : Buku IPA SMP Kelas VII
5. Guru berperan untuk mengembangan konsep diri
dan emosi, mengembangan nilai, moral dan sikap, mengembangan kreativitas, mengatasi
lupa dan jenuh dalam belajar siswa sebagai berikut:
a.
Perkembangan konsep diri dan emosi
Konsep diri merupakan gambaran yang dimilki
seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman yang diperoleh dari
interaksi dengan lingkungan. Melalui konsep diri anak dapat menumbuhkan harapan-
harapan yang ingin dicapai dengan melihat sejauh mana anak telah berjuang dan
mengukur pemahaman dirinya. Sehingga anak dapat merasa bertanggungjawab, merasa
mampu, bangga dan lain sebagainya. Anak belajar mengekspresikan emosinya sendiri
dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak
perilaku yang tidak memberikan pemuasaan.
b.
Perkembangan nilai, moral dan sikap
Nilai, moral dan sikap pada diri anak apabila
telah mampu mengembangkan superegonya dengan baik, sikapnyaakan cenderung
didasarkan atas nilai-nilai luhur atau aturan moral tertentu sehingga akan
terwujud dalam perilaku yang bermoral. Ini dapat terjadi karena soperegonya
sudah sudah berkembang dengan baik dapar mengontrol dorongan-dorongan nulariah
bertujuan untuk memenuhi kesenangan dan kepuasan.
c.
Perkembangan kreativitas
Anak mampu
bersikap dan berpola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan tersebut
dapat melahirkan kreativitasnya sendiri berupa keterampilan pengungkapan yang
unik, berbeda, orisiual, sama sekali baru, indah, efifien, tepat sasaran dan
tepat guna.
d.
Cara mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar
a)
Anak dapat mengunakan berbagai metode dan
strategi belajar yang efesien
b) Memberi kesan tersendiri dan diharapkan melekat
erat dalam subsistem akal permanen anak seperti membuat kegiatan yang menimbulkan
keaktifan siswa dengan cara mencoba belajar.
c)
Memberikan motivasi dan mengulang pelajaran
anak dengan asik agar anak merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari pada
sebelumnya.
F.
EVALUASI
Penilaian terhadp tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran.
Teori bakat Multiple Intelligence
Menurut Howard Gardner dalam Teori
bakat Multiple Intelligence setiap anak memiliki kecerdasan masing- masing. Antara
lain :
1.
Kecerdasan Bahasa (word smart)
2.
Kecerdasan Logika matematika (logic smart)
3.
Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
4.
Kecerdasan Interpersonal (people smart)
5.
Kecerdasan Visual spasial (picture smart)
6.
Kecerdasan Gerak badan (body smart)
7.
Kecerdasan Musik (music smart)
8.
Kecerdasan Naturalis (nature smart)
9.
Kecerdasan Eksistensial
a.
Pengamtan perilaku
No
|
Aspek yang dinilai
|
3
|
2
|
1
|
Keterangan
|
1
|
Rasa ingin tahu (curiosity)
|
|
|
|
|
2
|
Ketelitian dan kemahiran dalam mengerjakan
tugas
|
|
|
|
|
3
|
Ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar
baik individu maupun berkelompok
|
|
|
|
|
4
|
Keterampilam berkomunikasi saat belajar
|
|
|
|
|
b.
Tes tertulis
1.
Jelaskan perbedaan jarak dan perpindahan
beserta contohnya?
2.
Jelaskan perbedaan kecepatan dan kelajuan
besrta contohnya?
3.
Apakah contoh dari gerak
lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dalam kehidupan
sehari-hari?
G. DAFTAR
PUSTAKA
Budiningsih, A.C. 2005. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling
dan Psikoterapi. Bandung :PT. Refika Aditama.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung :PT. Remaja Karya.
Suparno, P.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta
: Kanisius.
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya : Bumi Aksara.
Tatang Suratno
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10-Oktober_2008/Konstruktivisme,_Konsepsi_Alternatif_dan_Perubahan_Konseptual_dalam_Pendidikan_IPA.PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar