Selasa, 07 Juni 2016

NUKLIR PENANGULAN PEMANASAN GLOBAL TERHADAP PEMASOK ENERGI


Pemanasan global yang sangat tinggi di dunia ini, menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Pemanasan global menyebabkan iklim yang tidak tentu, cuaca ekstrim, meningkatnya suhu global, dan sebagainya. Pemanasan global dapat bersumber dari asap kendaraan dan asap rumah tangga. Selain itu, asap dari sumber energy bahan bakar yang dapat  menjadi sumber pemnasan global.
Manusia banyak mengunakan sumber energi dari bahan bakar (sumberdaya fosil) untuk menghidupi kebutuhan hidup mereka, dari mulai energi lisrik, bahan bakar dan sebagainya. Semuanya mengeluarkan zat sisa yang sangat merusak lingkungan kita. prosuksi bahan bakar yang mengunakan banyak pengolahan pembakaran mengeluarkan zat sisa berupa gas udara yang kotor dan limbah cairan. Gas udara tersebut akan menghiasi bumi ini dan menambah pemanasan global dibumi.
Padahal energy tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayangkan berapa banyak orang mengunakan energi tersebut. Semisal di Indonesia yang memiliki penduduk terbanyak ke-empat di dunia yang masih menggunakan bahan sumber daya fosil untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Jadi berapa banyak energy yang diperlukan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan berapa banyak zat yang keluar akibat hal tersebut nantinya yang menimbulkan kerusakan tersebut. Satu rumah saja memerlukan energy rata-rata 300 watt kalikan tiap rumah di Indonesia kalikan dengan jumlah energy yang nantinya akan diperlukan. Pasti banyak sekali energy yang dibutuhkan dan jumlah gas yang keluar hasil pengolahan menjadikan sumber daya fosil tersebut dalam memenuhi kebutuhan yang mengeluarkan zat merusak udara tersebut. Belum lagi ditambah dengan berkurangnya lahan pemukiman hijau yang menjadi menguragi zat emisi tersebut menyebar.
Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan. Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi.
Bahan bakar reaktor fisi adalah radioisotop yang dapat berfisi (fisil), yang dapat diperoleh di alam. Tetapi karena beberapa bahan fisil dapat dibuat dari bahan dapat membiak (fertil), maka beberapa jenis bahan fertil yang dibutuhkan sebagai bahan baku pembuat bahan fisil juga digolongkan sebagai bahan bakar reaktor fisi. Bahan fisil U-233, U-235, Pu-239 dan Pu-241 serta bahan fertil Th-232 dan U-238 adalah bahan bakar dari beberapa tipe reaktor fisi yang telah dikembangkan hingga awal abad 21 ini.
Proses pembuatan bahan fisil dari bahan fertil dapat dilakukan dalam sebuah reaktor fisi, proses ini disebut sebagai proses pembiakan. Oleh karena itu, dalam reaktor fisi terdapat tipe reaktor yang disebut sebagai reaktor pembiak karena dalam reaktor ini selain dilangsungkan reaksi fisi kontinu juga dilangsungkan proses pembiakan bahan fisil dari bahan fertil (biw)
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan perisai beton.
Reaksi fusi D-T (deuterium-tritium) dalam sebuah reaktor nuklir Tokamak membutuhkan deuterium dan tritium. Tritium dibuat dari lithium dalam reaktor fusi, dengan demikian bahan bakar reaktor fusi adalah deuterium dan lithium. Keberadaan deuterium dalam air laut sangat melimpah, dan dapat digunakan untuk pemakaian selama ratusan ribu tahun, bahkan mungkin lebih dari sejuta tahun.
Lithium sebagai bahan baku pembuat tritium cukup banyak terdapat di lapisan bumi, kauntitas cadangan lithium akan mampu memasok reaktor fusi selama beberapa ribu tahun. Tetapi tritium juga dapat dibuat dalam suatu reaktor nuklir, teknik ini akan sangat bermanfaat apabila cadangan lithium telah menipis.
Reaksi fusi dalam reaktor Tokamak menghasilkan limbah radioaktif tetapi dengan umur paruh yang pendek. Tritium yang dihasilkan dari sisa-sisa reaksi fusi adalah isotop yang memancarkan radiasi (radioisotop) dengan umur paruh 12,36 hari. Neutron yang dipancarkan dari reaksi fusi juga dapat membuat bahan struktur reaktor yang ditumbuknya menjadi radioaktif. Radioisotop yang dihasilkan karena aktivasi neutron ini akan mempunyai umur paruh tidak lebih dari seratus tahun. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari dalam reaktor fusi relatif lebih rendah radioaktivitasnya dari pada limbah yang dihasilkan dari reaktor fisi.  
Dari jumlah cadangan atau ketersediaan bahan bakar reaktor fusi di alam yang sangat melimpah, maka reaktor fusi merupakan pembangkit energi yang ideal yang akan dapat memasok kebutuhan energi bagi umat manusia dimasa mendatang dalam jangka waktu yang lama dan ramah lingkungan.
Sehingga dapat mengurangin pemanasn global dalam pengunaan energi nuklir ini. Walau berbagai skenario daur atau siklus bahan bakar reaktor fusi dapat dikembangkan, tetapi pengembangan masih belum dilakukan karena para ilmuwan yang masih mengalami kendala teknis dalam mewujudkan reaktor fusi kontinu yang memadai untuk memasok kebutuhan energi sehari-hari.